Pemikiran Pendidikan Islam: Pembaharuan dan Transformasi di Era Modern (India dan Pakistan)

 Pemikiran Pendidikan Islam: Pembaharuan dan Transformasi di Era Modern 

(India dan Pakistan) 


BAB I
PENDAHULUAN


Berdasarkan sejarah peradaban Islam, peran pendidikan ini benar-benar bisa diaktualisakan dan diaplikasikan tepatnya pada zaman kejayaan Islam, yang mana itu semua adalah sebuah proses dari sekian lama kaum musliminin berkecimpung dalam naungan Ilmu-ilmu ke-Islaman yang bersumber dari Quran dan Sunnah. Hal ini dapat kita saksikan, dimana pendidikan benar-benar mampu membentuk peradaban sehingga peradaban Islam menjadi peradaban terdepan sekaligus peradaban yang mewarnai sepanjang jazirah Arab, Afrika, Asia Barat hingga Eropa timur.] Untuk itu, adanya sebuah paradigma pendidikan yang memberdayakan peserta didik merupakan sebuah keniscayaan. Kamajuan peradaban dan kebudayaan islam pada masa ke-emasan sepanjang abad pertengahan, dimana kebudayaan dan peradaban Islam berhasil memberikan pencerahan di jazirah Arab, Afrika, Asia Barat dan Eropa Timur, hal ini merupakan bukti sejarah yang takterbantahkan bahwa peradaban Islam tidak dapat lepas dari peran serta adanya sistem pendidikan yang berbasis Kurikulum keislaman

Setiap peradaban tentu akan mengalami masa-masa keemasan dan juga masa kemunduran. Demikian pula peradaban Islam, khususnya India dan Pakistan juga mengalami hal yang sama.kemunduran tersebut disebabkan karena kemunduran pengetahuan yang diliat dari banyaknya peraktek-praktek ibadah yang jauh dari tuntunan Islam, merajalelanya budaya taklid dan lain sebagainya. Hal ini juga dipengaruhi oleh suasana politik saat itu yang tarik ulur kepentingan (Islam Hindu) yang tak lepas dari campur tangan barat (Inggris). Pada kondisi seperti inilah muncul beberapa tokoh-tokoh pembaharu yang berangkat dari kecemasan akan kemunduran ini berusaha mengembalikan kejayaan Islam dengan berkiblat kembali kepada sumber utama ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Disamping mereka disibukkan membenahi kembali pendidikan Islam mereka juga mempunyai andil besar dalam perpolitikan saat itu contohnya seperti Syayyid Ahmad Khan yang kemudian ide-ide dan usaha pembaharuan pendidikan dilanjutkan oleh para tokoh sesudahnya, yaitu Sayyid Amir Ali, Muhammad Iqbal, dan Muhammad Ali Jinnah. Dan pada masa Ali Jinnah terlihat kemajuan umat Islam dan terutama dalam bidang politik dan pemerintahan, sehingga terwujudlah Negara Pakistan terlepas dari Negara India.

Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai kondisi pendidikan Islam di India dan Pakistan dan menitik beratkan pada lembaga-lembaga pendidikan Islam yang didirikan pada saat itu yang merupakan hasil dari kerja keras para tokoh-tokoh muslim demi kebangkitan Islam pada saat itu.

BAB II
PEMBAHASAN 

A.    INDIA

1.    Masuknya Islam di India

Perlu pembahasan secara singkat terlebih terlebih dahulu tentang bagaimana situasi keagamaan di India sebelum masuk Islam. Sekitar 6000-5000 SM bangsa Dravida datang dari Asia Barat ke India dengan kepercayaan terhadap adanya Tuhan secara abstrak. Kemudian pada abad VI SM bangsa Aria dari Persia datang menguasai Punjab dan Benaras (India Utara) dengan membawa kepercayaan adanya Tuhan secara nyata. Pada tahun 599 SM lahir Mahawir yang mempelopori lahirnya agama Jaina. Pada tahun 557 SM lahir Gautama Budha di Kapilabastu di kaki gunung Himalaya dan menjadi pelopor lahirnya agama Budha. 

Setelah berakhirnya ke Sultanan Delhi di India, Masuklah Dinasti Mughol ke India, Dinasti Mughol merupakan kerajaan Islam di India. Kontribusi Dinasti Mughol dibidang arsitektur dan ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Islam di India, muncul hasil karya-karya yang indah. Para penguasannya banyak menyukai keindahan. Bangunan seperti masjid jama di Delhi, makam Jahangir dan taman shalimar di Lahore serta Taj Mahal di Agra, bangunan yang indah dan megah yang hingga saat ini masih dikunjungi wisatawan dari berbagai negara. Demikian juga dibidang seni, saat itu sejumlah karya para penyair seperti Urfi, Naziri, dan Zanuri, menduduki posisi-posisi tinggi dalam sejarah puisi Persia, selain dibidang sastra bidang seni lukis juga berkembang.

2.    Kebijakan Pendidikan 

Kebijakan Pendidikan dan pembangunan di India telah di-review di bawah kawasan tujuan pembangunan nasional dan dari waktu ke waktu selalu mendapat prioritas sendiri. dalam resolusi Kebijakan Pendidikan Nasional 1968 dinyatakan bahwa penekanannya pada perbaikan kualitas dan pengembangan fasilitas pendidikan yang lebih sesuai dengan rencana. Kebutuhan pendidikan bagi kaum wanita juga ditekankan. Hampir dua dekade yang lalu, kebijakan pendidikan nasional (the national Policy on Education, NPE-1986) telah dirumuskan dan kemudian diperbaharui pada tahun 1992. Kebijakan ini menyatakan kerangka menyeluruh bagi pembangunan pendidikan hingga akhir abad ke-20 dan rencana aksi 1992, yang menandai wewenang khusus untuk mengorganisasi, melaksanakan, dan membiayai proposalnya.

Komitmen India untuk menyebarluaskan pengetahuan dan kebebasan berpikir di kalangan penduduk direfleksikan dalam kebijakan atau undang-undangnya, the Directive Principle. Pasal 45 dinyatakkan bahwa negara berupaya untuk menyediakan pendidikan wajib geratis selama 10 tahun, dan bagi anak-anak hingga mereka mencapai usia 14 tahun.adapun pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa warga negara yang meiliki ragam bahasa dan tulisan mendapatkan perlakuan khusus secara ekonomi dan pendidikan berdasarkan perlakuan istimewa, khususnya bagi kasta dan suku tertentu, mereka nerada di bawah wewenang negara sebagaimana disebutkan dalam pasal 46.

Adapun kaum muslimin di India, meraka banyak dibayangkan minoritas lain yang berperan serupa di negara lain: mereka merupakan kepentingan yang memiliki privilege khusus yang diberikan oleh pemerintah, yang hubungannya dengan mereka membuktikan ketidak bermoralan pemerintah; mereka tidak setia kepada negara India, berhubungan dengan kepentingan asing di Pakistan, negara-negara Teluk, dan lain-lain; dan mereka (umat Islam) tidak mau menerima nilai-nilai moral dengan Hindu. Intinya adalah, uamat Islam di kalangan pemerintah India dianggap ketidak beresan di dalam masyarakat; suatu peran yang bukan pilihan mereka yang tidak dapat diterima dengan nalar.


3.    Pendidikan Islam di India

Pembaharuan di India dilatarbelakangi oleh kondisi yang terjadi terhadap umat Islam India. Kemajuan yang dicapai pada masa dinasti Mughal merupakan sumbangan yang berarti dalam mensyiarkan dan membangun peradaban Islam di India.  Sejak abad ke 18, kekuasaan kerajaan Islam Mughal mulai melemah.  Kekuatan Inggris semakin menguat, begitu juga dominasi Hindu semakin mendesak umat Islam. Perlawanan-perlawanan kaum mujahidin yang di pelopor oleh Sayyid Ahmad Syahid mengalami kegagalan. Situasi umat Islam di India semakin terpuruk ketika terjadinya peristiwa Mutiny ( Pemberontakan) ditahun 1857. Peristiwa ini memukul umat Islam, Sayyid Ahmad Khan berupa menetralisasi keadaan tersebut.

Dalam peristiwa itu, Sayyid Ahmad Khan banyak menyelamatkan dan membantu Inggris dari tindakan kekerasan dan pembunuhan. Sayyid Ahmad Khan dapat mengubah pandangan Inggris terhadap umat Islam berkenaan dengan Mutiny ( Pemberontakan). Menurut beliau ketertinggalan umat Islam India adalah disebabkan karena ketertinggalan dalam bidang Ilmu Pengetahuan, ketertinggalan itu karena akal tidak berfungsi dengan benar. Jalan untuk mencapai kemajuan itu adalah lewat pendidikan. Mulailah Sayyid Ahmad Khan mempelopori pembangunan di bidang Pendidikan.  Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Sejak berdiri, banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan, bahkan Istana Mughal pun menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini karena adanya dukungan dari penguasa dan bangsawan serta ulama. Aurangzeb misalnya, memberikan sejumlah besar uang dan tanah untuk membangun pusat pendidikan di Lucknow.

Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang dikelola oleh seoarang guru. Pada masa Shah Jahan didirikan sebuah perguruan tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintahan dipegang oleh Aurangzeb. Di bidang ilmu agama berhasil dimodifikasikan hukum islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa-I-Alamgiri. Sejumlah madrasah didirikan dan para gurunya diberi gaji oleh pemerintah.

4.    Pendidikan Islam di India

a.     Universitas Muslim Aligarh di India

1)    Sejarah berdirinya

Setelah Sayyid Ahmad Khan dapat menetralisir peristiwa Mutiny (1857), maka beliau berkonsentrasi dalam bidang pendidikan, karena menurut beliau pendidikanlah yang dapat mengangkat kembali derajat kaum Muslimin India serta mengatasi berbagai masalah.

Seterusnya di tahun 1920 berdirilah Universitas Alighar (Alighar Muslim University). Universitas ini mengembangkan berbagai Ilmu Pengetahuan baik agama maupun sains.

Universitas ini telah melahirkan banyak alumni yang mempunyai peranan yang besar di India dan Pakistan. Sederetan nama-nama orang berpengaruh di kedua negara telah lahir dari Universitas Alighar.

Gerakan Alighar ini digagas oleh Sayyid Ahmad Khan masyarakat Muslim India di abad ke 19 berada dalam situasi yang memprihatinkan. Setelah runtuh kekuatan kerajaan Islam Mughal dan Inggris mendominasi Kekuasaan di India.

2)    Dasar dan Tujuan Universitas Muslim Aligarh di India
 
Pada tahun 1875, Sayyid Ahmad Khan mendirikan Kolese Anglo Oriental Mohammadan yang kemudian menjadi Unversitas Muslim Islam Aligarh, dengan model Oxford dan Cambrige, dan bertujuan melahirkan kaum berpendidikan Inggris. Sayyid Ahmad Khan mendapati bahwa warisan intelektualnya adalah dari para pembaharu Wali Allah. Namun, dia bertujuan menunjukan keselarasan fundamental antara wahyu Al-qur’an dan sains modern, dengan menyingkirkan dari Islam unsur-unsur yang bergantung pada ruang dan waktu tertentu serta hanya mempertahankan yang esensial. Dia menggunakan ijtihad untuk menggantikan penafsiran historis.

3)    Kurikulum  Universitas Muslim Aligarh di India

Kemajuan Gerakan Aligarh disebabkan adanya mata pelajaran umum, seperti ilmu alam, filsafat, dan sebagainya.

b.    Madrasah Dar Al-‘Ulum di India

1)    Sejarah berdirinya Darul Ulum Deoband

Pembaruan pendidikan di India dapat juga dilihat dari lahir dan berkembangnya madrasah Deoband yang ditingkatkan statusnya menjadi Perguruan Tinggi yang bernama Darul Ulum Deoband. Sekolah inilah yang kemudian melahirkan ulama-ulama besar India dan melalui ulama-ulama ini Deoband mempunyai pengaruh besar bagi masyarakat India. Deoband mengutamakan kemurnian tauhid dan juga memurnikan praktek keagamaan. Deoband mencita-cita kan agar terwujudnya Islam murni sebagai yang terdapat di zaman Nabi, sahabat, tabi’in, dan zaman sesudahnya. 

Umat Muslim bukan hanya secara ekonomi ditindas, tetapi posisi pendidikan dan sosial mereka dengan jelas juga ditekan oleh pemerintah. Pada tahun 1970 para pemimpin Muslim mengajukan 2 memori kepada mahkamah Tinggi yang menyatakan bahwa jika hari libur yang di berikan kepada orang kristen 62 hari, kepada orang Hindu 52 hari,  maka mengapa hanya 11 hari yang diberikan kepada umat Islam.

    Begitulah gambaran dan kondisi masyarakat Muslim di India pada abad ke sembilan belas. Suasana itu semakin memprihatinkan lagi ketika terjadi Mutiny (pemberontakan), dan terjadi pula konflik Horizontal dikalangan masyarakat India. Pada suasana yang seperti itulah muncul seorang Tokoh pembaru Muslim India Sayyid Ahmad Khan. Beliau merenungkan apa yang terjadi di India itu tiada lain karena kebodohan, oleh karena itu dia bertekad untuk mendidik orang-orang yang memerintah dan di perintah. Untuk itu ia menulis buku Causes Of The Indian Refolt. Pada tahun 1866 ia mendirikan British Indian Association. Ia juga menerbitkan majalah The Loyal Mehammadans Of India  untuk menghapus citra kejadian pemberontakan adalah pemberontakan kaum Muslim, dan umat Islam di tindas karena itu.  

2)    Dasar dan Tujuan  Pendidikan Madrasah Dar Al-‘Ulum di India

Doeban bertujuan memberikan pendidikan terorganisasi secara birokratis dalam ilmu tradisional ulama. Yang diutamakan ialah pemurnian tauhid yang dianut umat Islam India dari paham-paham salah yang dibawa tarekat dan dari keyakinan animisme lama. Selanjutnya juga pemurnian praktek keagamaan mereka dari segala macam bidah. Adapun yang ingin diwujudkan doeband kembali ialah Islam murni sebagai terdapat di zaman Nabi, Sahabat, tabiin, dan zaman sesudahnya. Doeband dengan demikian kuat berpegang pada tradisi zaman klasik. Mazhab yang dianut Doeband mazhab Hanafi.

Dalam bidang politik,  Doeband mengambil sikap anti Inggris ini demikian karena Doeban didirikan oleh pemuka-pemuka gerakan Mujahidin yang melawan kekuasaan Inggris dan didirikan untuk menentang pendidikan sekuler barat yang dibawa Inggris dan juga sebagai reaksi terhadap usaha misi Kristen yang datang ke India bersama-sama dengan Inggris. Oleh karena itu bekerja sama dengan Hindhu untuk melawan Inggris dapat diterima oleh ulama-ulama Doeband. Partai kongres nasional India mendapat sokongan dari Doeband. Liga muslimin, karena dianggap pro-Inggris tidak dapat disokong bahkan di tentang oleh doeband. Doeband juga kurang setuju dengan ide pembagian India menjadi dua negara, negara Islam dan negara Hindhu. Menurut Doeband, politik pembagian India dan pembentukan negara pakistan berasal dari Inggris.

3)      Kurikulum Pendidikan Madrasah Dar Al-‘Ulum di India.

Para siswa mengikuti pendidikan selama enam tahun, mengikuti silabus, menempuh ujian formal, dan ikut pertemuan. Sekolah ini terutama terkenal karena karyannya dalam Hadis, dan pada abad ini membengun jaringan sekolah yang masih terus tumbuh hingga sekarang

Ulama Doeband berupaya apolotis dan sepenuhnya menyebarkan tuntunan yang benar melalui pendidikan guru, imam sholat, pengelola wakaf, penulis, dan sebagainya.

Ajaran yang dibawa Syah Waliyullah dan yang kemudian yang diteruskan oleh anaknya Syah Abdul Aziz, dan selanjutnya Sayyid Ahmad Syahid serta pengikutnya untuk melaksanankannya banyak mempunyai perserupaan dengan ajaran Wahabiah dari Arabia. Dan yang banyak dilaksanakan adalah pula ajaran pemurnian praktek umat Islam dari berbagai macam bidah. Oleh karena itu gerakan Mujahidin disebut juga oleh penulis barat, gerakan Wahabiah India.

c.    Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di India

1)    Sejarah Berdirinya

Pada tahun 1878, Sayyid Ahmad Khan mendirikan Muhammaden Anglo Oriental (M.A.O.C) di Alighar yang merupakan karyanya yang bersejaran dan berpengaruh dalam cita-citanya untuk memajukan umat Islam India.

Tahun 1878 ia mendirikan Muhammaden Anglo Oriental College (MAOC) sekolah ini dibentuk sesuai dengan model sekolah di Inggris dan bahasa yang dipakai adalah bahasa Inggris, direkturnya berbangsa Inggris sedang Guru dan Staff banyak orang Inggris. Ilmu pengetahuan Modern merupakan sebagian besar dari matapelajaran yang diberikan. Pendidikan agama tidak diabaikan. Di MAOC pendidikan agama Islam dan ketaatan siswa menjalankan agama diperhatikan dan dipentingkan. Sekolah ini terbuka bukan saja bagi orang Islam, tetapi juga bagi seorang Hindu, Parsi, dan Kristen.

2)    Dasar dan Tujuan Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di India

Menurut penulis I.H. Qureshi, sekolah-sekolah itu mempunyai peranan penting dalam kebangkitan umat Islam India, dan sekiranya tidak karena sekolah itu, umat India danPakistan sekarang akan lebih jauh ketinggalan dari umat-umat lain.

Sebelumnya di tahun 1869/70 Sayyid Ahmad Khan telah berkunjung ke Inggris, antara lain untuk mempelajari sistem pendidikan Barat. Sekembalinya dari kunjungan itu ia membentuk panitia peningkatan pendidikan umat Islam. Salah satu tujuan panitia ialah menyelidiki sebabnya umat Islam India sedikit sekali memasuki sekolah-sekolah pemerintah. Disamping itu di bentuk lagi panitia dana pembentukan perguruan tinggi Islam. Di tahun 1886 ia bentuk Muhammadan Educational Conference dalam usaha mewujudkan pendidikan nasional dan seragam untuk umat Islam India. Progam dari lembaga ini adalah menyebarluaskan pendidikan Barat dikalangan umat Islam, menyelidi pendidikan agama yang diberikan di sekolah-sekolah Inggris yang didirikan oleh golongan Islam dan menunjang pendidikan agama yang diberikan oleh sekolah-sekolah swasta.

Perhatian Sayyid Ahmad Khan terhadap umat Islam memang besar, tetapi pengaruhnya tidak terbatas dalam pendidikan saja. Melalui buku karangannya dan tulisannya di Tahzib al-Akhlaq ide-ide pembaharuan yang dicetuskannya menarik perhatian golongan terpelajar Islam India. Penafsiran-penafsiran baru yang diberikannya terhadap ajaran-ajaran Islam lebih dapat diterima golongan pelajar ini dari pada tafsiran-tafsiran lama.

3)    Kurikulum Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di India

MAOC dibentuk sesuai dengan model sekolah di Inggris dan bahasa yang dipakai di dalamnya ialah bahasa Inggris. Sedang guru dan stafnya banyak terdiri atas orang Inggris. Ilmu pengetahuan modern merupakan sebagian besar dari mata pelajaran yang diberikan. Pendidikan agama tidak di abaikan. Dalam hubungan ini baik disebut bahwa di sekolah-sekolah inggris yang diasuh pemerintah, agama tidak di ajarkan. Di MAOC pendidikan agama Islam dan ketaatan siswa menjalankan ajaran agama diperhatikan dan di pentingkan. Sekolah itu terbuka bukan hanya bagi orang Islam, tetapi juga bagi orang Hindu, Parisi, dan Kristen. 

Viqar al-Mulk sebagai seorang ulama, keras pendirian dan pegangan terhadap agama. Hidup keagamaan di MAOC ia perkuat. Pelaksanaan ibadat, terutama salat dan puasa, ia perketat pengawasannya. Lulus dalam ujian agama menjadi syarat untuk dapat naik tingkat. Hal-hal tersebut di atas membuat MAOC menjadi lebih populer dikalangan ulama India.

B.    PAKISTAN

1.    Kebijakan pendidikan di Pakistan 

Sejak awal kemerdekaannya pada tahun 1947, Pakistan telah menekankan Pendidikan Nasional untuk merealisasikan cita-cita pendirian Republik Islam Pakistan. Itu disebabkan Pakistan adalah negara Republik Islam yang mengimplementasikan ajaran al-Qur’an dan al-Hadits dalam kehidupan modern termasuk bidang pendidikan.

Karakter idiologi Pakistan yang khas berdasarkan Islam mewujudkan sistem pendidikan yang utuh dan penting bagi warga Islam. Pendidikan agama wajib bagi semua pelajar muslim untuk semua tingkat. Kebijakan pendidikan yang ditempuh oleh Pemerintpah Pakistan, terwujud dengan ciptaan sistem nasional yang terpadu, yakni menjembatani 2 sistem pendidikan yang telah berjalan lama. Ialah sistem pendidikan tradisional dan keagamaan serta sistem pendidikan modern dan ilmiah.

Pelajar yang masuk maktab, madrasah, atau dar al-ulum yang merupakan bentuk institusi tradisional-keagamaan, akan diberikan subsidi sebagaimana yang telah diberikan kepada institusi pendidikan modern. Dan persiapan untuk memperkenalkan kurikulum umum kepada pelajar yang berasal dari kedua isntitusi ini sekarang sudah berjalan dengan baik.

Pemerintah Pakistan menetapkan pendidikan non co-education, sebab pendidikan co-education dipandang bertentangan dengan konsep Islam. Namun demikian, pendidikan untuk wanita secara modern juga diberikan dengan didirikannya lembaga PGGA, itulah bukti bahwa Pemerintah Pakistan memperhatikan pendidikan bagi kaum wanita.

Pakistan masih menghadapi rerata melek huruf terendah di asia selatan, dan paling rendah partisipasi kaum perempuannya adalah dalam pendidikan. untuk jenjang sekolah dasar kaum wanita mengalami angka drop out tertinggi yang akibatnya pendaftaran pendidikan kaum perempuan untuk pendidikan jenjang selanjutnya juga terendah.

Upaya peningkatan pendidikan bagi kaum wanita juga dilakukan oleh kalangan swasta. Di Pakistan, sekolah swasta sangat banyak jumlahnya melebihi sekolah-sekolah yang dibangun oeh pemerintah. Sebuah LSM pimpinan Syed Ayub Qutub, PIEDAR, adalah LSM yang khusus bergerak bagi pengembangan lingkungan serta kemajuan pendidikan kaum perempuan. Tercatat sekitar 1.400 kaum perempuan telah ikut serta dalam program pengajaran baca tulis bahasa Urdu dan Inggris serta belajar melakukan perhitungan matematika dasar sejak itu.

Sistem pendidikan nasional Pakistan dibentuk berdasarkan Islam. Setiap kebijakan pendidikannya selalu menekankan bahwa sistem pendidikan Islam dan studi keislaman (Islamiyat, Islamic Studies) dijadikan sebagai pelajaran wajib bagi semua pelajar muslim, mulai dari tingkat rendah, menengah pertama, menengah atas, sampai perguruan tinggi. Di perguruan tinggi, Islamiyat ini bertujuan mendidik mahasiswa agar memahami Islam secara rasional. 

Adapun tenaga pengajar Islamiyat dipersiapkan memiliki pandangan objektif dan kemampuan menguasai metode ilmiah, baik kealaman maupun sosial, lalu menerapkannya dengan interpretasi Islam. Selain menguasai ajaran Islam, tenaga pengajar juga diharapkan mendalami paling tdak satu cabang pengetahuan modern dari ilmu-ilmu sosial, ekonomi, sosiologi, psikologi, filsafat, atau politik, serta ilmu alam atau sains modern.

2.    Sistem Pendidikan Pakistan 

Sistem perjenjangan pendidikan di Pakistan yang ada sekarang ini menganut hasil keputusan  komisi pendidikan nasional tahun 1959, yaitu pendidikan dasar, usia 6 sampai 11 tahun terdiri atas tingkat I sampai V, jadi pendidikan dasar ditempuh selama 5 tahun. Sekolah lanjutan tingkat pertama usia 12 sampai 15 tahun, terdiri atas tingkat VI sampai VII sedangkan sekolah menengah atas usia 16 sampai 18 tahun, terdiri atas tingkat IX dan X, jenjang ini memiliki tiga jenis sekolah yaitu sekolah umum, sebagai persiapan pendidikan di perguruan tinggi, sekolah kejuruan dan tehnik khusus untuk jenjang perguruan tiggi. Sejak pemisahannya dengan India tahun 1947, Pakistan hanya memiliki satu universitas yaitu Universitas Punjab di Lahore. Mata kuliahnya adalah agama sebagai mata kuliah dasar umum. Setelah berdirinya Pakistan kajian tentang islam meningkat pesat. Universitas Punjab mendirikan sebuah Departemen Islamiyat pada tahun 1950. Setelah itu berdiri berbagai perguruan tigggi lainnya, seperti universitas Sind, membuka fakultas sejarah dan kebudayaan islam pada awal tahun 1950-an. Pada tahun 1963 sebuah lembaga pendidikan didirikan lagi. Yang semula Madrasah lalu diubah menjadi Jami’ah Abasiyah. Dalam hal kurikulumnya lembaga ini dipengaruhi oleh universitas Al-Azhar, Mesir.

Pada tahun 1980, Islamabad didirikan universitas islam internasional yang berupaya menyatukan sistem pendidikan keagamaan dan umum. Sangat dimungkinkan bahwa ide munculnya universitas Islam Internasional yang berarti Integraten curriculum yang diilhami oleh hasil konferensi pertama sedunia tentang pendidikan islam di Makkah pada tahun 1977.

Suatu gerakan pembaharuan pendidikan di Pakistan yang mewakili sector swasta yang dalam perkembangannya, kemudian mempengaruhi dunia islam lainnya adalah Jamaat Islami yang didirikan oleh Sayid Abu A’laal-Maududi pada 2 Sya’ban 1360 H, 26 Agustus 1941 M karya ilmiahnya yang dihasilkan oleh gerakan ini yang diterbitkan dalam 22 bahasa Internasional, seperti bahasa Urdu, Arab, Persia, Turki, Inggris, Prancis, Jerman, Swahici India, Ramil, Bengal, dan sebagainya telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Jamaat Islami mendasarkan gerakannya pada Al-Qur’an, Hadist dan pola kehidupan nabi Muhammad SAW., dan Khulafaur Rasyidin dengan cara sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi negara Pakistan dalam menerapkan nilai-nilai Islam secara demokratis, damai dan konstitusional. Jamaat Islami juga bergerak di bidang riset yang ditandai dengan pembentukan berbagai institute, yaitu Institute of Politics Studies (Islamabad), Islamic Research Academy (Lahore dan Karachi), dan Institute of Religion Studies (Peshawar).

Jamaat Islami, dengan demikian tergolong gerakan pembaharu tetapi berkarakter puritan. Masyarakat ideal dalam pandangan gerakan ini adalah sebagaimana yang dicontohkan pada masa Nabi saw, Khulafa al-Rasyidin, dan kejayaan Islam. Oleh karena itu ciri back to basic yang berarti kembali kepada Al-qur’an dan hadis sangat mewarnai gerakan ini. Untuk memodernisasi umat Islam saat ini, sebagai konsekuensi dari karakter puritan dan back to Qur’an and Sunnah, gerakan ini menerapkan pola salaf.

3.    Pendidikan Agama Islam di Pakistan

Pendidikan agama islam di Pakistan terbagi atas tiga kategori yaitu:
a.    Quranic School
b.    Mosque Primari School
c.    Madrasah

Pertama
: Qur’anic School adalah sekolah dimana anak-anak belajar membaca al-Qur’an (baca:belajar iqra’). Tempat biasanya di masjid-masjid atau musholla desa. Waktu belajar tidak teratur dan jelas. Ada yang pagi, siang, dan sore. Ustadz yang mengajar biasanya berasal dari desa tersebut.

Kedua, Sekolah Dasar Masjid, yaitu masjid dijadikan tempat belajar bagi anak-anak yang sudah berumur tujuh tahun ke atas. Inisiatif ini resmi dilakukan oleh pemerintah Ziaul Haq pada tahun 80an untuk mengatasi minimnya tempat belajar di pedesaan disebagian tempat di Pakistan. Selain belajar ak-Qur’an mereka juga diajarkan oleh imam masjid setempat mata pelajaran bahasa urdu dan matematika. Namun pendidikan ini sering terkendala disebabkan para imam jarang yang menguasai bahasa urdu dan matematika dengan baik, yang akhirnya kebanyakan sekolah gulung tkar. Sekarang jumlah Mosque Primary School di seluruh Pakistan sekitar 25.000 buah sekolah.

Ketiga, adalah madrasah. Madrasah di Pakistan berbeda dengan pesantren yang ada di Indonesia. Di Indonesia para santri tidak diwajibkan untuk menghafal al-Qur’an seluruhnya (30 juz) kecuali pesantren tersebut pesantren Hifzul Qur’an. Berbeda dengan di Pakistan, madrasah mewajibkan kepada murid-muridnya untuk menghafal al-Qur’an 30 juz sebelum belajar materi-materi yang lain, karena al-Qur’an merupakan asas bagi pelajar yang ingin mendalamkan ilmu agama.

Ada lima aliran besar pemikiran di madrasah Pakistan yaitu Deobandi, Barelwi, Ahli Hadis, Salafi dan Syiah. Tiap-tiap aliran pemikiran ini mempunyai metode pembelajaran yang berbeda. Tapi, Deobandi dan Barelwi adalah dua pemikiran yang paling dominan di seluruh madrasah Pakistan.


BAB III

KESIMPULAN


Kemajuan yang dicapai pada masa dinasti Mughal merupakan sumbangan yang berarti dalam mensyiarkan dan membangun peradaban Islam di India. Ketertinggalan umat Islam India adalah disebabkan karena ketertinggalan dalam bidang Ilmu Pengetahuan, ketertinggalan itu karena akal tidak berfungsi dengan benar. Jalan untuk mencapai kemajuan itu adalah lewat pendidikan. Mulailah Sayyid Ahmad Khan mempelopori pembangunan di bidang Pendidikan.

A.    Pendidikan Islam di India:

1)    Universitas Muslim Aligarh di India

Universitas ini mengembangkan berbagai Ilmu Pengetahuan baik agama maupun sains. Universitas ini telah melahirkan banyak alumni yang mempunyai peranan yang besar di India dan Pakistan. Sederatn nama-nama orang berpengaruh di kedua negara telah lahir dari Universitas Alighar.

2)    Madrasah Dar Al-‘Ulum di India

Pembaruan pendidikan di India dapat juga dilihat dari lahir dan berkembangnya madrasah Deoband yang ditingkatkan statusnya menjadi Perguruan Tinggi yang bernama Darul Ulum Deoband. Sekolah inilah yang kemudian melahirkan ulama-ulama besar India dan melalui ulama-ulama ini Deoband mempunyai pengaruh besar bagi masyarakat India.

3)    Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di India

Muhammaden Anglo Oriental College (MAOC) sekolah ini dibentuk sesuai dengan model sekolah di Inggris dan bahasa yang dipakai adalah bahasa Inggersi, direkturnya berbangsa Inggris sedang Guru dan Staff banyak orang Inggris. Ilmu pengetahuan Modern merupakan sebagian besar dari mata pelajaran yang diberikan. Pendidikan agama tidak diabaikan.

B.    Kebijakan pendidikan di India masih lebih berpihak kepada warga nebgaranya yang beragama Hindu, dan bahkan masih ada diantara mereka yang anti Islam, menganggap umat Islam sebagai warga negara yang tidak beres dalam bermasyarakat

C.    Pendidikan Islam di Pakistan

Pendidikan agama islam di Pakistan terbagi atas tiga kategori yaitu:Quranic School, Mosque Primari School, dan Madrasah.

D.  Kabijakan pendidikan Islam di Pakistan yaitu untuk merealisasikan cita-cita pendirian Republik Islam Pakistan. Itu disebabkan Pakistan adalah negara Republik Islam yang mengimplementasikan ajaran al-Qur’an dan al-Hadits dalam kehidupan modern termasuk bidang pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. Dudung, Sejarah Peradaban Islam dari Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: Lesfi, 2002)
Assegaf. Abd. Rachman, Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat, (Yogyakarta: Gama Media, 2003)
Fu’adi. Imam,Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta:Teras,2012)
Lapidus. Ira M, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Grafika, 2000),
Maryam. Siti,Sejarah Peradaban Islam dari masa klasik hingga modern,( Yogyakarta : Lesfi Yogyakarta ,2003)
Nasution. Harun,Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta, Bulan Bintang, 1996)
Putra Daulay. Haidar &Pasa. Nurgaya Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pemikiran Pendidikan Islam: Pembaharuan dan Transformasi di Era Modern (India dan Pakistan) "

Posting Komentar