5 Hal yang sebaiknya dipersiapkan dalam menyambut ibadah puasa di bulan suci Ramadhan

5 Hal yang sebaiknya dipersiapkan dalam menyambut bulan suci Ramadhan

Waktu merupakan sesuatu yang menjadi perhatian tersendiri di dalam Islam, karena sangat pentingnya sehingga Allah swt membuatkan kedudukannya begitu istimewa dengan dijadikannya waktu sebagai salah satu nama surah, yakni surah al-Ashr. Allah adalah Zat yang mengatur waktu, dan waktu tidak akan menyelisihi ketentuan yang telah diatur oleh Allah, demikian juga tidak ada makhluk satupun di dunia ini yang dapat menghentikan waktu walaupun hanya sedetik.

Oleh karena begitu pentingnya waktu dalam kehidupan manusia, maka sangat perlu untuk mempergunakannya dengan sebaik-baiknya agar memiliki nilai yang berkualitas dan tidak terbuang sia-sia. Salah satunya adalah caranya adalah dengan mengalokasikan waktu tersebut kepada aktivitas yang bernilai ibadah. Akan sempurna lagi kalau aktivitas ibadah tersebut dilaksanakan pada waktu-waktu yang berkualitas yang sudah dipilihkan Allah untuk memaksimalkan ibadah, seperti halnya bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat tepat dalam memaksimalkan potensi ibadah seseorang, karena di bulan inilah banyak bonus pahala yang dianugrahkan Allah kepada hambanya yang bersungguh-sungguh ingin mendapatkan. Oleh karena banyaknya aktivitas ibadah dan istimewahnya bulan ramadhan, maka bulan ini juga dijuluki dengan bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan yang diliputi kebaikan bulan penuh pahala dll.

Bagaimanapun kondisi seseorang, baik siap ataupun tidak siap, bulan ini akan tetap  datang, maka beruntunglah orang yang masih diberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Dari sekian banyak orang yang diberi kesempatan bertemu dengan bulan Ramadhan, maka lebih beruntung lagi orang memiliki persiapan yang matang dalam menyambut bulan Ramadhan. Dari sekian banyak orang yang diberi kesempatan mempersiapkan dengan matang bulan suci Ramadhan maka lebih beruntung lagi orang yang mempersiapkan dan dibarengi dengan semangat yang tinggi dalam menjalankannya.

Agar menjadi orang yang beruntung dalam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, maka perlu mempersiapkan diri dengan matang agar tidak terlewatkan dengan sia-sia. Diantaranya bentuk persiapan tersebut diantaranya akan diuraikan sebagai berikut:

1.        Persiapan Ruhiyah (Keimanan)

Di dalam persiapan ruhiyah, Rasulullah sudah mengajarkan doa ketika menjelang bulan suci Ramadhan, yaitu:

Artinya: Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan usia kami di bulan Ramadhan.

Menghilangkan nafsu merupakan sesuatu yang mustahil untuk dilakukan, karena itu sudah menjadi kodrat manusia, maka sebagai manusia biasa, maka hal bisa dilakukan adalah mengendalikannya, yakni mengendalikannya sejak dari sekarang untuk menghindari maksiat, mulai dari maksiat yang kecil sampai maksiat yang besar mudharatnya. Mulai dari pikiran yang negatif, menahan pandangan kepada hal-hal yang tidak pantas untuk dilihat, dan lain. Kalau seseorang sudah biasa menahan diri dari sekarang, maka tentu akan lebih mudah lagi menghindarinya ketika bulan suci Ramadhan sudah tiba agar harapan memperoleh ibadah yang sempurna bisa terwujud. Menghindarkan diri dari melakukan maksiat dengan hati yang bersih, dan memperbanyak amalan-amalan yang bernilai ibadah harus dimaksimalkan karena belum tentu kesempatan seperti bulan puasa pada tahun ini masih bisa didapatkan pada bulan puasa tahun berikutnya.

2.     Persiapan Jasadiyah (Jasmani)

Melaksanakan ibadah pada bulan suci Ramadhan tentu tidak hanya cukup dengan hati saja, tapi tentu memerlukan keterlibatan jasad yang prima dalam menjalankannya. Karena pada dasarnya iman itu tidak hanya cukup dihati semata, akan tetapi disamping itu juga harus ada pengaktualisasian dalam bentuk ikrar dan tindakan nyata dalam bentuk aktivitas. Hal yang sangat perlu diperhatikan tentu adalah kesehatan jasmani. Hati yang bersih didukung dengan kondisi jasmani yang prima akan memudahkan dalam memperbanyak kebaikan-kebaikan dala bulan sici Ramadhan, baik yang bersifat ritual yang hubungannya langsung dengan Allah swt seperti shalat, puasa dll, juga kebaikan yang diistilahkan dengan hablumminannas, hubungan dengan manusia yaitu memperbanyak sedekah sehingga kebaikan dan pahala yang didapatkan akan berlipat-lipat.

Bayangkan kalau kondisi kesehatan terganggu, maka tentu kerugian yang didapatkan, karena kehilangan kesempatan yang sangat berharga dalam mengumpulkan kebaikan. Di dalam Islam, kesehatan jasmani mendapatkan perhatian tersendiri, seperti di dalam sebuah hadist :

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , beliau berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan Allâh berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.

Ini merupakan bukti betapa pentingnya seorang mukmin memiliki kesehatan dan kekuatan, karena kuat dan lemahnya seseorang baik fisik maupun jasmaninya tentu memberi pengaruh kepada kualitas iman dan ibadahnya kepada Allah swt. Allahpum secara terang-terangan menjelaskan lebih mencintai mukmin yang kuit daripada mukmin yang lemah.

3.     Persiapan Tsaqafiyah (Keilmuan)

Dalam sebuah syair diketengahkan:
Seandainya ilmu tanpa takwa suatu bentuk kemuliaan, tentulah makhluk yang paling mulia adalah iblis. Kemudian Syaikh Ahmad ibn Ruslan dalam kitab nadzham fiqihnya berjudul Az- Zubad menegaskan: "setiap orang yang beramal tanpa ilmu semua amalnya ditolak atau tidak diterima:.

”Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama/contoh) kami, maka ibadah tersebut tertolak” (HR. Muslim).

Persiapan ilmu dalam menyambut bulan suci Ramadhan di sini dimaksudkan adalah persiapan ilmu tentang tata cara ibadah yang benar dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat diperoleh melalui pengajian, buku bacaan, ataupun dengan cara yang simple adalah dengan cara memperolehnya melalui media internet apalagi hamper semua orang saat ini memfasilitasi dirinya dengan gadget. Namun sangat ditekankan memperoleh informasi-informasi tersebut dari sumber-sumber yang terpercaya dalam mengkaji tata cara atau tuntunan ibadah.

4.    Persiapan Maaliyah (harta)

Adapun persiapan harta yang dimaksudkan di sini tidaklah semata-mata persiapan harta untuk berbuka puasa (ta'jil), akan tetapi juga persiapan harta untuk memperbanyak sedekah kepada yang membutuhkan. Sebaiknya harta yang dipersiapkan adalah yang berasal dari sumber yang halal. Demikian pula ketika disedekahkan tidak sembarangan orang diberikan. Allah swt telah memberikan tuntunan dalam menyalurkan sedekah, siapa-siapa saja yang perlu diutamakan atau didahulukan untuk diberikan.  

لَّيسَ ٱلبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلمَشرِقِ وَٱلمَغرِبِ وَلَـٰكِنَّ ٱلبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱليَوۡمِ ٱلأَخِرِ وَٱلمَلَـٰئكَةِ وَٱلكِتَـٰبِ وَٱلنَّبِيِّـنَ وَءَاتَى ٱلمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلقُرۡبَىٰ وَٱليَتَـٰمَىٰ وَٱلمَسَـٰكِينَ وَٱبنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئلينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكوٰةَ وَٱلمُوفُونَ بِعَهدِهِمۡ إِذَا عَـٰهَدُواْ‌ۖ وَٱلصَّـٰبِرِينَ فِى ٱلبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلبَأۡسِ‌ۗ أُوْلَـَٰئك ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ‌ۖ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ ٱلمُتَّقُونَ

artinya: "Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (al-Baqarah [2]: 177)

Berdasarkan ayat di atas dapat diambil pelajaran bahwa, bersedekahpun ada tata caranya. Harta yang dimaksud adalah pemberian harta yang disenangi oleh seseorang kepada (1) kerabat, (2) anak yatim, (3) orang-orang miskin, (4) orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), (5) peminta-minta, dan (6) untuk memerdekakan hamba sahaya.

Jadi pemberian sedekah itu harus sesuai dengan tuntunan Allah swt, tidak sekedar memberiakan harta apa saja (meskipun tidak disenangi), dan kepada siapa saja yang dikehendaki akan tetapi harta yang dimaksudkan adalah harta yang disenangi dan diutamakan kepada kerabat yang memerlukan dan seterusnya. Hal ini untuk menghindari kebaikan kita tersalurkan kepada orang lain, padahal masih ada keluarga terdekat sendiri belumlebih berhak mendapatkannya.

5. Memberi kabar gembira

Memberi kabar gembira kepada sesama muslmi dalam menyambut bulan suci Ramadhan adalah sesuatu perkara yang sangat dianjurkan, karena hal tersebut bisa memberikan semangat dan motivasi yang positif dalam menyambutnya. Ketika aktivitas yang dilaksanakan dibarengi dengan semangat yang prima maka tentu proses dan hasilnya jauh lebih baik dari yang memulainya dengan sikap yang pesimis. Dalam menyambut bulan suci Ramadhan, Rasulullah juga seringkali menyampaikan kabar gembira, sehingga para sahahat yang mendengarkannya mendapatkan suntikan energi positif berupa kerinduan yang mendalam untuk segera menjalankannya.

 جاءكم شهر رمضان, شهر رمضان شهر مبارك كتب الله عليكم صيامه فيه تفتح أبواب الجنان وتغلق فيه أبواب الجحيم… الحديث
Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian utk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup pintu-pintu neraka….” (HR. Ahmad)

Adapun cara memberi kabar genbira di sini maksudnya bisa dengan menggunakan nasehat, ceramah, ataupun dengan kata-kata yang kirim ataupun di share melalui media sosial.

Demikianlah 5 hal yang harus dipersiapkan dalam menyambut bulan suci ramadhan, semoga bermanfaat kepada para pembaca.

Wallahu a'lam


Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "5 Hal yang sebaiknya dipersiapkan dalam menyambut ibadah puasa di bulan suci Ramadhan"

  1. alhamdulillah,,postingannya sangat mmberi inspirasi bru..Smga bsa diaplikasikan nntinya dn bermanfaat bg org bnyak.Amin

    BalasHapus